Sabtu, 01 November 2014

Untuk Setangkai Cinta (Tak Termiliki)



Bisa bantu aku untuk tidak melanjutkan semua mimpi-mimpi ini...? mimpi yang sempat kita ukir bersama dalam balutan  kasih yang tak ada arah. Mimpi yang pernah kamu janjikan untuk ditepati kelak saat kita sudah sama-sama tumbuh menjadi orang dewasa. Dan mimpi yang pernah membuatku menjadi gadis paling beruntung karna kamu yang telah memilihku untuk menemanimu. Meski kita tak berarah.
Sore itu, ketika aku hendak bermaksud untuk menghubungimu melalui telefon genggamku. Tak ada tujuan memang, namun hatiku seakan terus memanggilmu dalam diam. Yah, aku merindukanmu. Kamu membuka percakapan kita dengan salam, dan aku mulai bersemangat untuk terus membuka topik-topik pembicaraan yang sebenarnya aku sendiripun tak pernah tahu entah seberapa pentingnya topik pembicaraan itu. Namun yang sudah pasti aku tahu, aku hanya ingin mendengar suaramu.
Kamu adalah manusia yang berwujud malaikat dalam duniaku, kamu adalah hati yang selalu ingin aku miliki dalam nyataku, dan kamu adalah ketidakmungkinan yang selalu aku doakan dalam setiap sujudku. Bicara tentang kamu adalah bicara tentang setangkai cinta yang tak termiliki. Tragis memang, namun seperti inilah aku yang mencintaimu dalam diam. Yang menanti hadirmu dalam ketidakpastian, dan aku yang tak pernah mencoba mematikan segala rasa ini walau hanya sejengkal.

Kamis, 26 Juni 2014

Yakinkan Dari Hatimu Saja



#Teruntuk cewek bawel yang mengaku dirinya baik-baik saja
            Bukankah sudah sering kubilang bahwa aku adalah orang yang paling susah untuk menerima perubahan?. Tentang keadaan kita, dari yang dulu hanya biasa saja hingga sempat berubah menjadi luar biasa. Mungkin benar aku sempat merasakan kecanggungan yang berhasil tertutupi oleh sikap dinginku selama ini, perubahan yang membuatku sempat merasa aneh dengan situasi yang menjadikan kita sebagai dua manusia yang satu dalam aliran magnet pada getaran dalam jiwa. Perubahan yang sempat membuatku merasa lebih menikmati hidupku karena telah menjadi bagian dari hidupmu.
            Pasti kamupun juga sempat merasakan percikan dari aliran itu kan sayang?. Aliran yang membuat darahku menjadi beku, aliran yang membuat sosok dinginku menjadi lebih kacau dengan apa yang harus aku lakukan ketika berhadapan denganmu, dan aliran yang sempat membuat kita menjadi satu dalam rasa, satu dalam tawa, dan satu dalam cinta. Bisakah kamu mencoba mengingat sedikit rasa itu untukku?.

Sudah Baik-Baik Saja



Sudah biasakah kamu dengan keputusan kita 3 hari yang lalu...? Sudah bahagiakah kamu dengan pilihan yang membuat kita menjadi seperti ini...? Aku memang baik-baik saja, tapi aku tak menjanjikan hatiku sedang baik-baik saja. Mendapati kenyataan bila kamu sudah tak lagi bersamaku, rasanya aku sedang berada ditempat paling terburuk disisi dunia ini. Seakan sisi bahagiaku menghilang, dan terganti oleh sayatan luka yang tajam. Sekalipun seperti ini, aku telah berhasil menipu setiap mata yang memandangku dan percaya bahwa aku “sudah baik-baik saja.”
Ini memang keputusanku, menghentikan segala kepalsuan hati yang ada dalam dirimu, menghentikan segala keinginan semu yang dulu pernah kita ukir bersama, dan menghentikan segala kebohongan status yang kita jalani saat itu. Seandainya aku mengetahui ini sejak pertama kita menjalin kesepakatan bersama. Mungkin aku tak akan sekacau ini, tak akan segila ini, dan tak akan mencuri bayanganmu secara diam-diam lagi.

Minggu, 09 Februari 2014

Di Pinggir Danau Ketika Senja Terakhir Itu



Kunang-kunang itu...
            Aku tak pernah bisa sekuat dia, yang rela menyalakan tubuhnya dikala malam menerobos waktunya. Aku tak pernah bisa setegar dia, yang tak pernah berhenti menerangi danau ini, ketika kegelapan membelenggunya. Yah. Danau ini kini menjadi tempat favoritku, sejak aku tahu mereka ada disana. Entah sudah berapa lama aku selalu datang ke danau ini. Ketika senja terakhir mulai menyapa sang bintang, ketika itu pula aku berlari menuju kawasan ini, dan mulai menikmati keindahan warna mereka. Kunang-kunang yang selalu membuat hatiku sedamai dirumah.
            Aku ingin kembali kerumah, kembali merasakan hangatnya pelukan Ibu dan mendengarkan segala ungkapan kata bijak dari ayah, aku merindukannya. Aku tahu ini semua memang salahku. Jika dulu aku tak pernah memaksa ayah untuk membelikannu sebuah mobil mewah, mungkin ayah tidak akan pernah terperosok kedalam lubang tikus yang menghantarkannya untuk mengambil jalan pintas agar aku bahagia. Ayahku korupsi, beliau mengambil beberapa jatah gaji bawahannya. Dulu ayahku bekerja sebagai kepala staf HRD di sebuah perusahaan besar di kota Surabaya. Tapi setelah kejadian itu, ayah dipecat dan dijebloskan kedalam penjara. Aku tak pernah tahu pasti berapa tahun hukumannya, mungkin sekitar 5 tahun penjara. Sedangkan ibu meninggal akibat serangan jantung mendadak ketika ketok palu dari sang hakim berbicara.

Senin, 27 Januari 2014

Tingkat Tinggi

Ingat saat kita pernah mencoba merasakan hal yang sama...? perasaan yang sama, serta hembusan nafas yang sama...? ketika rasa itu timbul dari dalam hatiku, ketika itu pula aku merasa diriku telah terbelah menjadi dua. Aku dan kamu. Seakan rasa yang sedang kamu rasa, adalah rasa yang sedang aku rasakan. Dan segala pahitpun selalu kita lalui bersama.
Aku tak pernah benar-benar tahu tentang perasaanmu Awan, tentang status apa yang kita jalani saat itu, dan tentang rasa apa yang sedang aku rasakan dulu. Karena yang aku tahu hanya kamu, entah dengan status apa yang sedang kita jalani. Aku tak pernah mencoba menegaskan semuanya, karena bagiku ketegasan itu hanyalah sebuah formalitas dari simbol kebersamaan kita saat itu.

Sabtu, 11 Januari 2014

BERUBAH...???


Rasanya memang sudah berubah. Sejak kebisuanmu menanggapi rasa yang mulai aku utarakan padamu walau hanya melalui isyarat tubuhku. Sejak dinginmu mulai menusuk hati yang hampir terisi ini. Dan sejak kedekatanmu dengan dia yang menjadi penghalang rasaku untukmu. Apa bisa kamu merasakan berubahnya sikapku atas semua ini? Apa bisa kamu menafsirkan asa yang mulai melebur ketika keadaan ini menghancurkan hatiku? Ataukah kamu hanya mengartikan ini sebatas karena aku yang mulai bosan denganmu? Jika itu menjadi landasan pemikiranmu, maka kesalahan akan menjadi teman terbaikmu.

Kamis, 31 Oktober 2013

SUDAH



Aku tak pernah mengerti rasa apa yang sedang kualami, seakan ingin marah dengan keadaan yang sudah membuatku seperti ini. Keadaan yang membuat hati tak pernah merasakan ketenangan sejati yang dulu pernah aku sedikit mencicipinya. Keadaan yang semakin aku benci karena nasib yang memberiku kesempatan untuk bisa mendekatimu dulu. Kenapa kisah itu kini hanyalah menjadi kisah lalu yang membuatku menjadi terpuruk dengan keadaan, yang semakin menggerogoti hatiku hingga semakin lama menjadi semakin melemah. Tidak akan menjadi pantaskah bila aku dapat bersanding bersama seorang lelaki yang aku cintai?  Atau memang aku yang tak akan pernah bisa menemukan seseorang yang bisa menerimaku apa adanya?