Selasa, 10 September 2013

Pernah Kau Bilang “CINTA”



Jika memang kamu tak pernah menganggap perasaan ini ada, tolong jangan buat rasa ini menjadi semakin dalam untukmu Falan. Serasa telah terbiasa aku dengan ucapan-ucapan kata manis dan janji-janjimu. Namun hatiku seakan hilang karena telah termakan oleh sikap-sikap dinginmu yang terkadang membuatku merasa beku karena berada di dalamnya. Menjauhlah bila aku bukanlah alasanmu untuk berada disini, namun jangan pernah mendekat karena aku terlalu takut dengan rasa-rasa aneh yang selama ini kita jalani. Dan maaf karena aku telah terlalu masuk kedalam duniamu yang begitu terasa asing untukku.
Pernah kau bilang “Aku bersyukur, karena setelah putus dengan Fitri aku gak merasakan kekecewaan yang mendalam, seperti yang pernah aku lewati sebelumnya.”
“Emang kalau cowok putus bisa galau juga ya..?” Tanyaku tak mengerti.

“Hmm, ya iyalah. Setiap orang yang benar-benar cinta dan sayang dengan orang lain, tiap kali putus juga akan merasakan yang namanya galau, dan sedih yang berlarut-larut. Emm bagaikan sebagian tubuh yang telah tertanam di cor-coran bangunan.” Jelasnya.
“Ough...” Timbal balikku.
“Aku bersyukur karena lebih diberi kesabaran dan ketabahan atas keputusan ini, setelah aku putus dengan Fitri bukannya galau tapi malah pengen senyum terus, seakan lebih bersemangat dan lebih bahagia.” Lanjutnya dengan menatap mataku dalam-dalam.
Adakah aku yang menjadi alasan kamu untuk tersenyum dan bersemangat itu Falan..?  kenapa kamu menceritakan ini padaku..? kenapa harus aku yang menerima tatapan ini...? tolong jangan terlalu lama menatapku seperti ini.
“Eh sorry, kenapa kita jadi buka sesi curhat gini yah..?” Ucapnya seraya membuyarkan juga setiap pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dalam fikiranku.
Begitu sulit aku menerjemahkan perasaan ini. Bagaimana bisa aku memiliki perasaan gila ini, dan itu untuk seorang Falan yang selama ini sudah kuanggap sebagai saudara seperjuangan sendiri..? Bahkan perasaan ini terlalu basi mengingat masa pertemananku dengannya sudah 3 tahun lamanya. Terkadang aku sering memikirkan sesuatu yang tidak terlalu penting tentangnya, tentang kegilaan sikapnya, tentang setitik kebaikan darinya, bahkan tentang hal-hal bodoh yang pernah kita lalukan bersama.
Pernah kau bilang “cinta” bahkan terkadang sikapmu yang berbicara. Kepekaanmu tentang apa yang kurasakan, meski aku adalah orang bodoh yang tak pernah bisa merasakan apa yang sedang kamu siratkan untukku. Sering aku berfikir ini adalah guyonanmu yang terasa sudah basi di telinga dan rasaku. Namun sekarang aku mulai berfikir, akankah rasa yang aku rasakan saat ini akan menjadi kita yang merasakannya..? bukan lagi aku atau hanya kamu. Seandainya semuanya itu benar adanya, berarti aku benar-benar orang bodoh yang tidak pernah bisa mengartikan ini semua.

2 komentar:

  1. Ini beneran curhat ya??
    Hihihi..

    BalasHapus
  2. hahaha apakah ada kisah cinta yang kesannya terlalu fiksi seperti ini...? :p

    BalasHapus