Kamis, 26 Juni 2014

Sudah Baik-Baik Saja



Sudah biasakah kamu dengan keputusan kita 3 hari yang lalu...? Sudah bahagiakah kamu dengan pilihan yang membuat kita menjadi seperti ini...? Aku memang baik-baik saja, tapi aku tak menjanjikan hatiku sedang baik-baik saja. Mendapati kenyataan bila kamu sudah tak lagi bersamaku, rasanya aku sedang berada ditempat paling terburuk disisi dunia ini. Seakan sisi bahagiaku menghilang, dan terganti oleh sayatan luka yang tajam. Sekalipun seperti ini, aku telah berhasil menipu setiap mata yang memandangku dan percaya bahwa aku “sudah baik-baik saja.”
Ini memang keputusanku, menghentikan segala kepalsuan hati yang ada dalam dirimu, menghentikan segala keinginan semu yang dulu pernah kita ukir bersama, dan menghentikan segala kebohongan status yang kita jalani saat itu. Seandainya aku mengetahui ini sejak pertama kita menjalin kesepakatan bersama. Mungkin aku tak akan sekacau ini, tak akan segila ini, dan tak akan mencuri bayanganmu secara diam-diam lagi.

Sampai saat ini, ketika aku menulis tentang cerita ini. Aku masih sering mereka-reka terbuat dari apa syaraf-syaraf pemikiranmu itu...? Terbuat dari apa hatimu  itu...? Serta terbuat dari apa perasaanmu itu...? Hingga kau sendiri tega membohongi dirimu sendiri tentang cinta yang sedang tumbuh dalam dirimu, dan menipu semua orang dengan status palsu bersamaku ataupun bersama wanita-wanita yang pernah kau kencani dulu. Bisa kamu bayangkan rasa seperti apa yang sedang aku serta wanita-wanita lain itu rasakan ketika semua kebohonganmu mulai terungkap...?
Percayalah sayang. Tak akan ada lagi orang yang bisa terhanyut dengan segala rangkaian kata hatimu. Sebab orang yang percaya dengan itu sudah mulai pergi meninggalkan segala kepalsuan dalam setiap katanya. Tak ada lagi orang yang percaya dengan segala kesibukan harimu yang selalu kau buat-buat sendiri. Sebab orang yang berusaha mempercayaimu itu telah hilang seiring dengan terkuaknya kebohongan-kebohongan yang kau mulai sendiri.
Sudahkah pernah aku ceritakan, jika perasaan setiap wanita itu akan bertambah tingkat kepekaannya ketika satu kebohongan mulai terungkap...? Akankah kamu tahu apa yang aku lihat ketika aku melakukan sunnah di sepertiga malamku...? Saat itu aku merasa kita berada dalam satu ruangan yang sama. Aku berada pada perbatasan cahaya yang sangat terang, namun kamu berdiri tepat diposisi tergelap dalam ruangan itu. Hingga ketika aku mencoba mengartikan mimpi-mimpiku, mungkin inilah jawaban dari semuanya.
Tak pernah kudapati tatapan mata yang dalam ketika kau melihatku, tak pernah kutangkap signal rasa yang kau lemparkan untukku, dan tak pernah aku terima timbal balik darimu ketika sebuah rasa perlahan aku pasrahkan kepada Tuhan untukmu. Hingga ketika kamu mengutarakan semua yang terjadi dalam dirimu, serta tentang cinta yang tak bisa utuh untukku. Entah mengapa serasa aku telah terbiasa mendengarnya.
Pada malam hari rabu itu, ketika kita berdua tepat dibawah sinaran bulan sabit dan berada ditaman yang sudah sering kita kunjungi sejak 8 bulan lalu. Aku memutuskan untuk menghentikan semua kebohongan ini, semua perasaan ini, dan semua untaian kata palsu yang pernah kita utarakan bersama, tentunya tanpa pernah aku menyadarinya. Berpeluklah dengan cinta yang sedang kau kejar, dan aku akan bahagia dengan keputusan yang pernah aku utarakan.

1 komentar:

  1. HUmb... Kepoin gua donk.. http://sibocahlaliomah.blogspot.com/2014/10/siapa-gue-manusia.html

    BalasHapus