Sudah
biasakah kamu dengan keputusan kita 3 hari yang lalu...? Sudah bahagiakah kamu
dengan pilihan yang membuat kita menjadi seperti ini...? Aku memang baik-baik
saja, tapi aku tak menjanjikan hatiku sedang baik-baik saja. Mendapati
kenyataan bila kamu sudah tak lagi bersamaku, rasanya aku sedang berada ditempat
paling terburuk disisi dunia ini. Seakan sisi bahagiaku menghilang, dan
terganti oleh sayatan luka yang tajam. Sekalipun seperti ini, aku telah
berhasil menipu setiap mata yang memandangku dan percaya bahwa aku “sudah
baik-baik saja.”
Ini
memang keputusanku, menghentikan segala kepalsuan hati yang ada dalam dirimu,
menghentikan segala keinginan semu yang dulu pernah kita ukir bersama, dan menghentikan
segala kebohongan status yang kita jalani saat itu. Seandainya aku mengetahui
ini sejak pertama kita menjalin kesepakatan bersama. Mungkin aku tak akan
sekacau ini, tak akan segila ini, dan tak akan mencuri bayanganmu secara
diam-diam lagi.
Sampai
saat ini, ketika aku menulis tentang cerita ini. Aku masih sering mereka-reka
terbuat dari apa syaraf-syaraf pemikiranmu itu...? Terbuat dari apa hatimu itu...? Serta terbuat dari apa perasaanmu
itu...? Hingga kau sendiri tega membohongi dirimu sendiri tentang cinta yang
sedang tumbuh dalam dirimu, dan menipu semua orang dengan status palsu
bersamaku ataupun bersama wanita-wanita yang pernah kau kencani dulu. Bisa kamu
bayangkan rasa seperti apa yang sedang aku serta wanita-wanita lain itu rasakan
ketika semua kebohonganmu mulai terungkap...?
Percayalah
sayang. Tak akan ada lagi orang yang bisa terhanyut dengan segala rangkaian
kata hatimu. Sebab orang yang percaya dengan itu sudah mulai pergi meninggalkan
segala kepalsuan dalam setiap katanya. Tak ada lagi orang yang percaya dengan
segala kesibukan harimu yang selalu kau buat-buat sendiri. Sebab orang yang
berusaha mempercayaimu itu telah hilang seiring dengan terkuaknya
kebohongan-kebohongan yang kau mulai sendiri.
Sudahkah
pernah aku ceritakan, jika perasaan setiap wanita itu akan bertambah tingkat
kepekaannya ketika satu kebohongan mulai terungkap...? Akankah kamu tahu apa
yang aku lihat ketika aku melakukan sunnah di sepertiga malamku...? Saat itu
aku merasa kita berada dalam satu ruangan yang sama. Aku berada pada perbatasan
cahaya yang sangat terang, namun kamu berdiri tepat diposisi tergelap dalam
ruangan itu. Hingga ketika aku mencoba mengartikan mimpi-mimpiku, mungkin
inilah jawaban dari semuanya.
Tak
pernah kudapati tatapan mata yang dalam ketika kau melihatku, tak pernah
kutangkap signal rasa yang kau lemparkan untukku, dan tak pernah aku terima
timbal balik darimu ketika sebuah rasa perlahan aku pasrahkan kepada Tuhan
untukmu. Hingga ketika kamu mengutarakan semua yang terjadi dalam dirimu, serta
tentang cinta yang tak bisa utuh untukku. Entah mengapa serasa aku telah
terbiasa mendengarnya.
Pada
malam hari rabu itu, ketika kita berdua tepat dibawah sinaran bulan sabit dan
berada ditaman yang sudah sering kita kunjungi sejak 8 bulan lalu. Aku
memutuskan untuk menghentikan semua kebohongan ini, semua perasaan ini, dan
semua untaian kata palsu yang pernah kita utarakan bersama, tentunya tanpa
pernah aku menyadarinya. Berpeluklah dengan cinta yang sedang kau kejar, dan
aku akan bahagia dengan keputusan yang pernah aku utarakan.
HUmb... Kepoin gua donk.. http://sibocahlaliomah.blogspot.com/2014/10/siapa-gue-manusia.html
BalasHapus