Senin, 15 Juli 2013

Mencintai Bayangan



#Risa
Cinta cinta cinta. Tak bisakah rasa cinta berhenti sejenak dalam kehidupan manusia?. Karena kufikir cinta itu terlalu banyak perjuangan, terlalu banyak pengorbanan, dan terlalu banyak waktu yang tersita hanya karena memikirkannya. Wahai hati yang telah terpenuhi olah rasa cinta, tak bisakah mencoba berfikir tentang cinta yang selalu membutakan logika?. Hanya karena perasaan ini, hampir seluruh manusia didunia telah menjadi korban sesuatu yang beratas namakan “cinta.” Seperti sahabatku Mia.
Rasa cintanya dengan Doni, tak cukup sebatas bunga yang ingin dihampiri oleh kupu-kupunya. Tapi rasa cintanya telah menjelma seumpama penggila kesenian wayang jawa, sekalipun yang terlihat hanyalah bayangannya, Mia sudah cukup merasakan bahagia. Dalam diam Mia mencintainya, sejak matahari bersinar dengan terang, hingga malam menyapa, dan berharap Doni sedang memandang langit dengan bintang yang sama.

Laskar Putus Cinta



Cinta adalah sebuah rasa yang indah, membahagiakan untuk para pemilik cinta, dan tak lupa cinta selalu memberikan warna terindah dalam seumur hidup kita. Hmz. Seindah dan sehebat itukah cinta? Kurasa tidak. Dan akan terdapat berjuta alasan yang terucap untuk menguatkan bila cinta tak akan menjadi seindah dan sehebat orang-orang diluar sana berbicara.
Aku dan 4 temanku misalnya. Entah secara kebetulan atau tidak, kita sama-sama merasakan keterpurukan karna cinta. Seakan telah ditampar oleh dunia dan berkata :
ini dunia nyata, bukan kisah Cinderella yang seringkali kamu baca, dimana kamu menjadi bahagia abadi setelah menemukan sang cinta.” Yah. Aku dan 4 temanku mengalami putus cinta.

Senin, 08 Juli 2013

LANGIT, TEMANIKU BICARA…



Lagi, masih di tempat dan waktu yang selalu sama aku disini. Terlentang di atas rumput taman sambil menatap lekat langit luas bertabur bintang disana. Tempat yang kurasa jauh untukku menggapainya, namun terasa begitu dekat ketika aku mencoba masuk dalam gabungan-gabungan dari rasi bintang yang sedang ada di pelupuk mata. Selalu bermain bersama imaji yang telah lama bersatu dan menjadi sahabat baikku. Yah, disinilah tempatku mencurahkan segala isi yang selalu bergejolak dalam relung hatiku, bersama taman langit bertabur bintang disana, dan berkata “langit, temaniku bicara” sebagai kalimat utama sebagai sandi pembuka kata.
Sejak kematian Bagas, disinilah satu-satunya tempatku mencurahkan segala lara yang terpendam. Semasa hidupnya, bagiku Bagas adalah sosok bintang dalam hidupku, bahkan sampai dia  menutup matapun Bagas masih tetap menjadi bintang terang yang selalu temani malamku. Dan disinilah aku bisa melihat Bagas, melihat sinar terangnya. Ku tunjuk bintang paling terang di langit malam sebagai penggantinya, disana aku mencoba menghidupkan Bagas dalam terangnya sang bintang bersama permainan imajiku tentangnya, dan selalu tentang dirinya.